Media Informasi dan Komunikasi Pengamal Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya ,Tasikmalaya Jawa Barat.
Sekretariat: Majlis Dzikir Musholla Al Mubarok,Kavling Serpong Rt02/04,Serpong Tangerang Selatan, Banten

Sabtu, 15 Desember 2012

by SufiMuda
Mencapai tahap Makrifatullah (mengenal Allah) sehingga kita bisa menyembah Allah yang Maha Nyata dengan benar bukanlah persoalan yang mudah, memerlukan proses yang panjang, sekian banyak pengorbanan dan tentu saja harus ada pemandu jalan sehingga tidak tersesat. Kalau hanya sekedar menyembah Allah Yang Maha Gaib, meyakini bahwa Allah ada dan Dia mengetahui apa yang kita perbuat, itu tidak memerlukan Guru secara khusus, pelajaran-pelajaran seperti itu akan mudah kita dapatkan dimana saja, baik lewat ceramah di mesjid maupun lewat buku-buku yang jumlahnya sangat banyak.
Ada 3 hal penting dalam hubungan manusia dengan Allah yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Rukun Iman dan Rukun Islam telah kita pelajari sejak kecil dan tentu saja esensi Iman dan Islam itu tidak bisa dipelajari dengan begitu saja. Disana ada faktor keyakinan dan keyakinan itu ada dalam hati. Itulah sebabnya ada orang yang begitu mahir pengetahuan tentang Islam tetapi dia tidak sampai ke tahap Iman, tidak menjadi muslim sepenuhnya. Artinya orang yang mempunyai pengetahuan banyak tentang Agama Islam (contohnya orientalis) belum tentu dia meyakini bahwa Islam sebagai agama yang paling benar. Kemudian ada juga orang yang pengetahuan Islamnya pas-pasan atau ala kadarnya, karena dia terlahir dari orang tua Islam maka dia meng-imani Islam dengan sepenuh hati. Ketika agamanya direndahkan maka jiwanya akan terpanggil untuk membelanya.

Sabtu, 08 Desember 2012


Dalam dunia thoriqoh dikenal system masyikhoh (ke-syekh-an), dimana ditegaskan seorang murid harus tunduk kepada gurunya. Kepatuhan murid terhadap guru dalam thoriqoh digambarkan laksana mayat di tangan orang yang memandikannya.
Apabila ia masih hidup, seorang murid merelakan semua yang ada dalam hidupnya kepada gurunya. Ia tunduk, patuh dan siap menjalankan setiap perintah dari gurunya, kapanpun dan dimanapun. Diantara adab-adab murid terhadap guru (mursyid) secara umum adalah sebagai berikut:
1. seorang murid harus selalu memuliakan gurunya, jangan sampai ia menghina gurunya, baik secara lahir maupun secara bathin
2. patuh, tunduk dan rela terhadapa berbagai perlakuan sang guru. Murid juga harus rela menghidmahkan harta dan jiwanya kepada gurunya
3. selalu menuruti apa yang disampaikan guru, murid tidak diperkenankan menentang apa yang dilakukan gurunya

Senin, 03 Desember 2012

Ahmad Saleh Sugiyono
Sedikit sekali orang yang mengetahui tentng hubungan antara tarekat dengan ajaran Islam pada umumnya. Malah banyak sekali orang yang menyangka bahwa tarekat itu bukan ajaran dari Islam, maka tidaklah heran banyak kalangan atau aliran/organisasi Islam yang menentang keberadaan tarekat bahkan menganggapnya bahwa ajaran tarekat itu sesuatu yang diciptakan oleh orang di luar Islam.
Studi dan penelitian tentang tarekat belum banyak dilakukan oleh kalangan ilmuwan dan peneliti. Padahal tarekat mempunyai relevansi dan kaitan erat dengan kesadaran dan gerakan keagamaan di kalangan rakyat. Tarekat Qodiriyah, misalnya merupakan aliran tarekat yang berpengaruh dan banyak pengikutnya di Indonesia.

Rabu, 14 November 2012

Beberapa Peristiwa Sejarah di Bulan Muharram

Bulan Muharam merupakan bulan keberkatan dan rahmat kerana bermula dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga merupakan bulan yang penuh sejarah, di mana banyak peristiwa yang berlaku sebagai menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-nya.
Pada bulan ini juga, Allah mengurniakan mujizat kepada Nabi-Nabi-nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpah kurnianya yang terbesar iaitu ampunan dan keredhaan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran kepadanya, maka hamba-hambanya mempersembahkan ibadah mereka (antara mereka dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum dapat lagi membalas kurniaan Allah yang sungguh bernilai.

Sabtu, 10 November 2012

Prof Dr Nasaruddin Umar

Tingkatan-tingkatan alam dalam dunia tasawuf yaitu alam mulk, Miotsal atau hayal, dan alam barzakh, yang keseluruhannya ternyata akrab dengan manusia. Sementara alam malakut yang lebih di kenal dengan alamnya para malaikat dan jin, merupakan suatu alam yang tingkat kedekatannya dengan alam puncak lebih utama dari pada alam—alam sebelumnya.

Namun, alam malakut masih lebih rendah dari pada alam diatasnya, seperti jabarrut dan al-a’yan al-Tsabitah,. Mulai alam miotsal sampai alam-alam di atasnya tidak bisa di tangkap panca indra dasaratau fisik manusia karena sudah masuk wilayah alam ghaib. Manusia dengan panca indra fisiknya hanya mampu mengobservasi secara fisik alam syahadah mutlak, seperti alam mineral, alam tumbuh-tumbuhan, alam hewan, dan sebagian dari dirinya sendiri.

Senin, 29 Oktober 2012

  1. Mengamalkan tareqat berarti berkekalan di dalam melaksanakan ‘ubudiyyah kepada Allah, secara zahir dan batin, dengan kesempurnaan komitmen (iltizam) mengikuti as-Sunnah, dan menjauhkan segala bid’ah dan segala kelonggaran (rukhsah), pada setiap gerak dan diam.
  2. Jalan kita ialah dengan menuruti jejak langkah baginda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Aku telah dibawakan ke jalan ini melalui Pintu Kurnia, karena dari permulaan jalan hingga ke akhirnya, tiada yang aku lihat melainkan pengaruniaan-pengaruniaan dari Allah.
  3. Di dalam tarekat ini, pintu-pintu kepada ilmu-ilmu langit akan dibukakan kepada as-Salikin yang teguh menuruti jejak langkah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengikuti as-Asunnah adalah cara yang paling utama untuk membuka pintu-pintu ini.
  4. Orang-orang ahli hikmah mempunyai tiga cara untuk mencapai Kebenaran (al-haqiqah), iaitu melalui muraqabah, musyahadah dan muhasabah.Muraqabah itu ialah tidak melihat makhluk karena seseorang itu senantiasa sibuk melihat Sang Pencipta makhluk. Maksud musyahadah ialah memandang kecemerlangan nur yang diterima di dalam hati. Dan maksud muhasabah ialah tidak mengizinkan segala ahwal yang telah diperoleh, menjadi batu penghalang bagi mencapai maqam-maqam yang lebih tinggi.

Kamis, 18 Oktober 2012


JANGAN BOSAN MANAQIB
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
Hidmah ilmiah manakib di Masjid Nurul Asror PonTren Suryalaya April 2003
Manaqiban adalah perpaduan antara Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia. Asalnya dari Manaqib ditambah akhiran an. Manaqib adalah Jama Taksir dari Manqob (masdar mimi, isim makan dan isim zaman). Akar katanya dari Naqbun yang artinya jalan dilereng gunung.
Adapun maksud dari Manaqib adalah pembacaan riwayat hidup, baik ataupun jelek. Banyak orang yang tidak suka terhadap manaqib, tetapi selalu membaca riwayat para Wali. Padahal riwayat para Wali itu juga manaqib. Ibarat orang yang suka Sangu (nasi) tetapi mengharamkan Kejo (nasi). Atau ibarat “Monyet ngagugulung kalapa”(monyet mendekap-dekap kelapa).

Sabtu, 13 Oktober 2012

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar


Ketika Nabi Musa berjumpa dengan guru yang dicarinya dan memohon kepadanya agar diterima menjadi murid, persyaratan yang diminta gurunya ialah kesabaran untuk menjaga tata krama seorang guru, yakni bersabar menanti tahapan pelajaran tanpa mendesak atau mempertanyakan sesuatu yang belum dibahas, tidak menentang, dan tidak memprotes gurunya.

Dalam Alquran dibahasakan Nabi Musa menaruh harapan besar untuk diterima menjadi murid, Musa berkata kepada Khidir, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 66).

Lalu sang guru menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” (QS. Al-Kahfi: 67).

Rabu, 19 September 2012

Banyak cara yang diajukan para ahli untuk mengatasi problematika modern. Salah satu cara yang hampir disepakati secara bulat oleh para ahli adalah dengan cara mengembangkan kehidupan yang berakhlak dan bertasawuf. Bertasawuf disini diartikan sebagai jalan atau proses untuk menuju pada ketenangan batin. Yaitu melalui jalan untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Tujuan ajaran tasawuf sendiri adalah memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di dekat hadirat-Nya. Upaya ini antara lain dilakukan dengan kontemplasi, melepaskan diri dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat sementara.

Sabtu, 15 September 2012

HUKUM MEMBACA MANAQIB
Bagaimana hukumnya membaca manaqib?
 Mengertikah saudara arti kata-kata manaqib? Kata-kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang.
Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang. Oleh sebab itu kata-kata manaqib hanya khusus bagi orang-orang baik mulia:manaqib Umar bin Khottob, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani, manaqib Sunan Bonang dan lain sebagainya. Tidak boleh dan tidak benar kalau ada orang berkata manaqib Abu Jahal, manaqib DN. Aidit dan lain sebagainya. Kalau demikian artinya pada manaqib, apakah saudara masih tetap menanyakan hukumnya manaqib?
Betul tetapi cerita di dalam manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani itu terlalu berlebih-lebihan, sehingga tidak masuk akal. Misalkan umpamanya kantong berisi dinar diperas lalu keluar menjadi darah, tulang-tulang ayam yang berserakan, diperintah berdiri lalu bisa berdiri menjadi ayam jantan.

Sabtu, 01 September 2012

A. PENDAHULUAN
Tasawuf merupakan salah satu aspek (esoteris) Islam, sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan tuhan-Nya. Esensi tasawuf sebenarnya telah ada sejak masa kehidupan rasulullah saw, namun tasawuf sebagai ilmu keislaman adalah hasil kebudayaan islam sebagaimana ilmu –ilmu keislaman lainnya seperti fiqih dan ilmu tauhid. Pada masa rasulullah belum dikenal istilah tasawuf, yang dikenal pada waktu itu hanyalah sebutan sahabat nabi.
Munculnya istilah tasawuf baru dimulai pada pertengahan abad III Hijriyyah oleh abu Hasyimal-Kufi (w. 250 H.) dengan meletakkan al-Sufi dibelakang namanya. Dalam sejarah islam sebelum timbulnya aliran tasawuf, terlebih dahulu muncul aliran zuhud. Aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II Hijriyyah.
Tulisan ini akan berusaha memberikan paparan tentang zuhud dilihat dari sisi sejarah mulai dari pertumbuhannya sampai dengan peralihannya ke tasawuf.

Kamis, 02 Agustus 2012

Mengenal tokoh sufi: Syaikh Habib al Ajami
by PPNI Nurul Ikhlash
Habib ibnu Muhammad al‘Ajami al-Bashri, seorang Persia yang tinggat di Bashrah; adalah seorang perawi terkemuka yang meriwayatkan dari Hasan Bashri, Ibnu Sirin, dan yang lainnya. Ke­berpalinganya dari kesenangan hidup dan dari memperturutkan hawa nafsu, dipicu oleh kefasihan Hasan al Bashri; Habib sering menghadiri ceramah-ceramahnya, (dan akhirnya menjadi salah satu murid terdekatnya). 

Awalnya, Habib adalah seorang laki-laki yang kaya raya dan juga seorang lintah darat. Ia tinggal di Bashrah. Setiap hari ia berkeliling kota menagih orang-orang yang berutang padanya. Bila tak ada uang, ia akan meminta pembayaran dengan kulit domba untuk bahan sepatunya. Begitulah mata pencariannya. Suatu hari, ia pergi untuk menemui seseorang yang berutang padanya. Namun orang itu tidak ada di rumah. Karena gagal menemui orang itu, ia pun meminta pembayaran dengan kulit domba.“Suamiku tak ada di rumah,” tutur istri si pengutang itu padanya. “Aku sendiri tak punya apa-apa. Kami telah menyembelih seekor domba, tapi, kini tinggal lehernya yang tersisa. Bila kau mau, aku akan memberikan padamu.”

Senin, 23 Juli 2012

THORIQOH JALAN MENUJU HUSNUL KHOTIMAH
Pengetian Thoriqoh.
 Arti Thoriqoh menurut bahasa adalah jalan atau bisa disebut Madzhab mengetahui adanya jalan, perlu pula mengetahui “cara” melintasi jalan itu agar tidak kesasar/tersesat. Tujuan Thoriqoh adalah mencari kebenaran, maka cara melintasinya jalan itu juga harus dengan cara yang benar. Untuk itu harus sudah ada persiapan batin, yakni sikap yang benar. Sikap hati yang demikian tidak akan tampil dengan sendirinya, maka perlu latihan-latihan batin tertentu dengan cara-cara yang tertentu pula.
Sekitar abad ke 2 dan ke 3 Hijriyah lahirlah kelompok-kelompok dengan metoda latihan berintikan ajaran “Dzikrullah” . Sumber ajarannya tidak terlepas dari ajaran Rasulullah SAW. Kelompok-kelompok ini kemudian menamakan dirinya dengan nama “Thoriqoh”, yang berpredikat/ bernama sesuai dengan pembawa ajaran itu. Maka terdapatlah beberapa nama antara lain :

Minggu, 22 Juli 2012

mereka dengan TUHANnya
(Watu Wungkuk, 7 Maret 2004)

mereka…
kulihat mereka…
mereka menangis dalam shalatnya…
mereka menangis dalam do’anya…
mereka menangis dalam dzikirnya..

mereka tahu siapa dirinya
ketika mereka tahu siapa Tuhannya
ketika mereka tunduk menjatuhkan kening mereka
serata lantai dengan telapak kakinya
sujud tubuhnya
sujud hatinya
sujud jiwanya
sujud ke-aku-annya
mereka tahu kerendahannya
mereka tahu kekecilannya
mereka tahu kekerdilannya
mereka tahu kehinaanya
mereka tahu ketiadaan dirinnya

Sabtu, 21 Juli 2012

CATATAN HARIANKU
Majlis Dzikir /Musholla Al MUBAROK

Majlis Dzikir ALMUBAROK yang beralamat di :RT/02/04 ,Kavling Serpong,Serpong Tangerang Selatan ,Banten resmi lahir pada tanggal 15 Maret 1991 M .
Komunitas pengajian di di Komandani oleh Bpk Ruslan Taroni  seorang perantau asal 
Dk Sitemu ,Ds Kebojongan ,Kec Comal ,Kab Pemalng ,Jawa Tengah .
Asal nama awal kelahirannya bernama" Marsudi Luhur ing Jiwo" yang mengadakan pengajian Yasinan ,Tahlil dan diskusi ini ,selain itu juga ada  olah raga seni Pernapasan yang langsung di bina oleh Bpk Ruslan Taroni .
Pada perjalanan waktu ,pada bulan Nopember 1993 M ,Bpk Ruslan Taroni talqin Dzikir Thooriiqoh Qoodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya di Komplek Batan Indah Blok F NO 24 lewat salah seorang Wakil Talqin ya itu Bpk K.H Abdul Ghaos S.M yang waktu itu hadir dalam acara Manakib di rumah Bpk H Sudrajat Iskandar .


Selasa, 17 Juli 2012

TANBIH
Bismillahirrohmanirrohim

TANBIH ini dari Syaekhuna Almarhum Syaikh ABDULLAH MUBAROK bin NUR MUHAMMAD yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah.
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria maupun wanita, tua maupun muda :
“Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Allah Subhanahu Wata’ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian.
Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin. 

Kamis, 12 Juli 2012

Menjadi Sufi yang Kaya
Oleh: Nasiruddin SAg
DI tengah era modern yang diwarnai kehidupan keduniaan (hedonisme) dan materialisme, masyarakat selalu disibukkan oleh aktivitas yang berkenaan dengan pengumpulan materi sebanyak mungkin. Ini seiring dengan tuntutan dan kebutuhan hidup yang makin kompetitif dalam arus globalisasi yang selalu berorientasi bisnis.
Dengan kata lain, manusia hidup di dunia ingin menjadi kaya dengan menempuh cara apa pun, halal atau haram. Keinginan untuk kaya bukan lagi keharusan tetapi sudah menjadi sifat dasar manusia modern.
Dalam tradisi tasawuf, para sufi menempatkan kemiskinan dan al-faqru(kefakiran) pada maqam (jenjang) yang tinggi sebagai salah satu syarat agar dapat wusul (sampai) dan makrifat (mengenal) Allah. Mereka mempraktikkan al-faqru dengan gaya hidup yang benar-benar jauh dari kemewahan dan kemegahan dunia.
Mereka memilih jalan hidup yang penuh penderitaan, kesedihan, cobaan dan kemiskinan.

Kamis, 05 Juli 2012

CATATAN HARIANKU
Sholat malam Nisfu Sya'ban di Majlis Dzikir Al Mubarok
Alhandulillah…………..para jama'ah serentak mengucapakan kalimah Tahmid tersebut setelah salam terakhir ,pada saat melaksanakan sholat sunah di malam Nisfu Sya'ban di Majlis Dzikir Al Mubarok yang di imami oleh Bpk Ruslan Taroni ,sesepuh sekaligus komandan Majlis Dzikir tersebut .
Walaupun sampai jam 21.30 malam baru selesai namun para jama'ah nampak tetap semangat dan penuh kekhusyu'an melaksanakan Sholat yang dilaksanakan oleh para Ikhwan dan Akhwat Thoriqoh Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah PonTren Suryalaya di malam pertengahan bulan Sya'ban .
Sholat malam Nisfu Sya'ban di Majlis Dzikir tersebut selalu di penuhi oleh para Ikhwan dan Akhwat dari aktifis aktifis Majlis Dzikir Al Mubarok dari berbagai daerah ,ada yang dari Cisoka ,Parung Panjang, ,Ciledug,Kalideres,Grogol.Jembatan lima,Bojong Gede ,Pamulang Cadas Mapar dan warga sekitarnya .

Senin, 02 Juli 2012

Junaid al-Baghdadi
Beliau adalah al-Junaid ibn Muhammad al-Khazzaz al-Qawariri al-Baghdadi. Memiliki kunyah Abu al-Qasim. Ayah beliau adalah seorang penjual kaca, karenanya gelar beliau “al-Qawariri” adalah disandarkan kepada profesi ayahnya tersebut. Keluarga al-Junaid berasal dari Nahawand, namun beliau dilahirkan dan tumbuh di Irak.
Al-Junaid adalah salah seorang sufi terkemuka di samping seorang ahli fiqih. Dalam fiqih beliau bermadzhab kepada Imam Abu Tsaur. Al-Junaid sudah memberikan fatwa-fatwa hukum dalam madzhab tersebut dalam umurnya yang baru 20 tahun. Beliau lama bergaul dan belajar kepada pamannya sendiri, yaitu Imam Sirri as-Saqthi, lalu kepada al-Harits al-Muhasibi, Muhammad ibn al-Qashshab al-Baghdadi, dan sufi terkemuka lainnya. Di kalangan sufi al-Junaid dikenal sebagai pemuka dan pimpinan mereka dengan gelar Sayyid ath-Tha-ifah ash-Shûfiyyah.

Jumat, 22 Juni 2012

Adab Murid  dalam Thoriqoh
KH.zezen zainal Abidin Bazul Asyhab,
(Wakil Talqin PonTren Suryalaya,Sesepuh PonTren Azzainiyyah Sukabumi )

Adab murid dalam thoriqoh sangat banyak di antaranya di sini di sebutkan 24 macam . Diambil 24 karena tabaruk dengan kalimah Laailaha illalloh Muhamad Rosululloh.

01. Murid meyakini Bahwa Gurunya adalah Mursyidnya .
02. Ikatan ruhani .
03. Memperbanyak ibadah .
04. Istiqomah .
05. Mencintai Guru .
06. Cita –cita yang tinggi .
07. Memperbaiki nafsu dari sifat tercela.
08. Melaksanakan syariat.
09. Menjauhi pekerjaan yang tidak bermanfaat .
10. Jangan berdebat.
11. Jangan merasakan telah sampai pada suatu maqom dalam thoriqoh.
12. Meneliti diri sendiri .

Selasa, 12 Juni 2012

Siapa Yang Tidak Memerlukan Pembimbing (Mursyid)?
by SufiMuda

Dalam Futhuh al Ghaib, Syekh Abdul Qadir al Jailani menulis syair berikut :
Jika takdir membantumu atau kala menuntunmu
kepada Syekh yang jujur dan ahli hakikat
maka bergurulah dengan rela dan ikutilah kehendaknya
Tinggalkan apa yang sebelumnya engkau lakukan
Sebab menentang berarti melawan
Dalam kisah Khidir yang mulia terdapat cakupan
Dengan membunuh seorang anak dan Musa mendebatnya
Tatkala cahaya subuh telah menyingkap kegelapan malam
Dan seseorang dapat menghunus pedangnya
Maka Musa pun meminta maaf
Demikian keindahan di dalam ilmu kaum sufi

Senin, 28 Mei 2012

Silsilah Thoriiqoh Qoodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya.

1. Robbul arbaabi wamu'tiqurriqoobi,Allah swt .
2. Sayyidunaa Jibril a.s
3. Sayyidunaa Manba-ul 'Ilmi wal- asrori wa mahzanul Faidi wal Anwaarii wa Mal jaa-ul ummati wal Abroori wa Mahbathu Jibriila fillaili wannahaari Habibullohis Sattaarilladzii unzila 'alaihi Afdholul Kutubi wal Asfaari Sayyiduna Muhammadul Mukhtaru Shollalloohu 'alaihi wa'alaa aalihii wa ashhabihil akhyar.
4. Sayyidunaa 'Ali k.w .
5. Sayyidunaa Husain r.a
6. Sayyidunaa Zainal 'Abidin r.a
7. Sayyidunaa Muhammad Baqir r.a.
8. Sayyidunaa Ja'far Shodiq r.a
9. Sayyidunaa Imam Musa Al –Kazhim r.a
10. Syaikh Abul Hasan 'Ali bin Musa Arridho r.a

Minggu, 27 Mei 2012

PULAU Madura yang terletak di Jawa Timur ramai melahirkan ulama besar sejak zaman dulu hingga sekarang. Salah seorang di antara mereka yang diriwayatkan ini, nama lengkapnya ialah Kiyai Haji Muhammad Khalil bin Kiyai Haji Abdul Lathif bin Kiyai Hamim bin Kiyai Abdul Karim bin Kiyai Muharram bin Kiyai Asrar Karamah bin Kiyai Abdullah bin Sayid Sulaiman.

Yang terakhir ini (Sayid Sulaiman) dikatakan adalah cucu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang terkenal itu. Salasilah selanjutnya, adalah Syarif Hidayatullah itu putera Sultan Umdatuddin @ Umdatullah @ Abdullah yang memerintah di Cam (Campa). Ayahnya pula ialah Sayid Ali Nurul Alam bin Sayid Jamaluddin al-Kubra (wafat di Tuwajok, Sulawesi), dan seterusnya hingga ke atas.

Memperhatikan salasilah di atas, maka bererti ulama yang berasal dari Pulau Madura yang diriwayatkan ini, adalah daripada asal salasilah dengan Syeikh Nawawi al-Bantani atau Imam Nawawi ats-Tsani ulama yang berasal dari Banten, Jawa Barat, yang riwayatnya telah dimuatkan dalam Ruangan Agama, Utusan Malaysia, 7 Februari 2005. Dalam salasilah Syeikh Nawawi al-Bantani, Sayid Ali Nurul Alam itu bernama Ali Nuruddin, disebutkan al-mutawaffa fil Anam bis Shin (maksudnya wafat di Anam, negeri China).

Rabu, 23 Mei 2012

KEUTAMAAN IBADAH SUNNAH

 Oleh : KH. M. Zein ZA Bazul Asyhab
Hidmah ilmiah manakib di Masjid Nurul Asror PonTren Suryalaya Des 2002 Pada hari ini manakiban kita bertepatan dengan bulan Sya’ban, oleh orang sunda disebut bulan Rewah. Entah darimana asalnya, mungkin dari ruh atau arwah, karena ada keterangan yang mengatakan bahwa pada bulan Rajab, Rewah, dan Ramadhan itu adalah tiga serangkai., sedangkan bulan Sya’ban adalah untuk pensucian ruh. Salah satu ibadah sunnah yang kita lakukan di bulan Sya’ban adalah Shalat Sunnah Nisfu Sya’ban. Ini pekerjaan sunnah, jadi orang yang melaksana-kannya, karena hukumnya sunnah jelas mendapat pahala dan kalaupun tidah melaksanakannya tidak akan mendapat siksa.
 Manakala membahas sunnah kita sering keliru, kita terjebak dengan kata-kata tidak mendapat siksa, hingga memberi kesan bahwa orang tidak akan masuk neraka dengan meninggalkan sunnah. Maka marilah kita berilustrasi dengan contohsebagai berikut :

Selasa, 22 Mei 2012

CATATAN HARIANKU

 Empat puluh kali empat puluh hari.
 Sobat yang budiman, ini adalah kisah perjalanku di dalam mengamalkan Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah Ponpes Suryalaya ,ke inginan menulis ini semata mata sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang aku peroleh dan semoga kisah kisah yang aku tulis bisa memberi manfaat bagi sobat yang membaca tulisan ini entah itu yag mengenalku ataupun yang belum mengenalku……. Amiin.
 Sobat yang budiman ,aku adalah seorang perantau, awal merantau ke Jakarta ikut Om /Pak Lik dari jalur kakek( Bpk Tarmidi sekarang beliau di semanan Kali deres Jak Bar),beliau membuka usaha Kompeksi di tahun 80-an ,dan pada tahun 1985 aku pindah ke serpong sampai sekarang .
Pada tahun 1993 aku belajar Dzikir Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya . Kisah di bawah ini adalah sebagian dari banyak kisah yang saya alami selama empat puluh kali empat puluh hari pertamaku di dalam mengamalkan TQN Ponpes Suryalaya.
Awalnya biasa saja aku berdagang rokok di grobog rokok di pinggir jalan raya serpong tepatnya di depan pasar serpong,sehingga pada saatnya ada pelebaran jalan ,dan otomatis tempat dagangku kena gusur ,dan itulah awal mulanya saya tidak punya pekerjaan alias menganggur.

Kamis, 17 Mei 2012

JANGAN BOSAN MANAQIB

 Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
Hidmah ilmiah manakib di Masjid Nurul Asror PonTren Suryalaya April 2003 Manaqiban adalah perpaduan antara Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia. Asalnya dari Manaqib ditambah akhiran an. Manaqib adalah Jama Taksir dari Manqob (masdar mimi, isim makan dan isim zaman). Akar katanya dari Naqbun yang artinya jalan dilereng gunung. Adapun maksud dari Manaqib adalah pembacaan riwayat hidup, baik ataupun jelek. Banyak orang yang tidak suka terhadap manaqib, tetapi selalu membaca riwayat para Wali. Padahal riwayat para Wali itu juga manaqib. Ibarat orang yang suka Sangu (nasi) tetapi mengharamkan Kejo (nasi). Atau ibarat “Monyet ngagugulung kalapa”(monyet mendekap-dekap kelapa).
Manaqib adalah majmaul-khoir atau tempat berkumpulnya segala kebaikan, diantaranya :
• Silaturahmi, para ikhwan bisa bersilaturahmi dengan ikhwan lain yang berlainan daerah
• Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, yang merupakan ibadah baik kepada pembacanya ataupun pendengarnya.

Selasa, 08 Mei 2012

Syekh Abdul Karim Pemimpin Tarekat

 Teguh Iman Prasetya
Syekh Abdul Karim Pemimpin Tarekat dan Haji-haji Pemberontak Gerakan kebangkitan kembali (revival) yang dipimpin Syekh Abdul Karim alias Kiai Ageng memang memperlihatkan sikap yang keras dalam soal-soal keagamaan dan bernada puritan. Tetapi ia bukan seorang revolusioner yang radikal. Kegiatan-kegiatannya terbatas pada tuntutan agar ketentuan-ketentuan agama, dengan tekanan khusus kepada salat, puasa, mengeluarkan zakat dan fitrah, agar benar-benar dilaksanakan. Dan tentu saja, zikir merupakan kegiatan yang pokok pula.
Senin, 13 Februari 1876. Haji Abdul Karim meninggalkan Tanara. Ia terpaksa meninggalkan Banten menuju tanah airnya yang kedua, Makkah, menyusul pengangkatannya sebagai Pemimpin Tarekat Qadiriah, menggantikan Syekh Ahmad Khatib Sambas. Ikut bersamanya 10 anggota keluarga, enam orang pengawal, dan 30 atau 40 orang yang menyertainya hanya sampai Batavia.
 Khawatir akan kemungkinan turunnya rakyat secara besar-besaran ke jalan, Residen Banten meminta Kiai Abdul Karim mengubah rute perjalanannya. Rencananya singgah di beberapa tempat di Tangerang dibatalkan; diputuskan ia akan menumpang kapal langsung ke Batavia. Padahal banyak haji dari Tangerang dan Distrik Bogor sudah berangkat ke Karawaci. Selain itu, satu pertemuan besar akan digelar di rumah Raden Kencana, janda Tumenggung Karawaci dan ahli waris perkebunan swasta Kali Pasir,

Kamis, 26 April 2012

Riwayat Hidup Syaikh Tolhah Bin Tolabuddin

Lahir di Desa Trusmi, Weru, Cirebon sekitar tahun 1825. Ayahnya bernama KH Tolabuddin, putra dari KH Radpuddin keturunan Pangeran Trusmi putera Sunan Gunung Jati. Pendidikan agamanya dimulai dari Pesantren Rancang milik ayahnya, kemudian melanjutkan ke Pesantren Ciwaringin - Cirebon, kemudian melanjutkan ke Pesantren Lirboyo di Ponorogo -jawa Timur. Melanjutkan pendidikannya di Gresik, kemudian membantu mengajar di Rancang, dan kemudian menunaikan ibadah haji di Mekah dan menjadi mukimin (bermukim) di Mekah. Di sana mempelajari Ilmu Tasawuf dan Tarekat dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas Ibn Abdul Ghafar khusus tentang TQN hingga mencapai kedudukan wakil Talqin dan membantu Syaikh Ahmad Khatib Sambas beberapa tahun lamanya. Pada tahun 1873 kembali dari Mekah dan

Sabtu, 21 April 2012

Syaikhuna Ahmad Khatib Sambas

Mbah Kanyut
 Salah seorang ulama Indonesia paling berpengaruh sepanjang abad 19, yang juga pendiri tarekat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah (TQN) yang tersebar luas di Nusantara, terutama di Jawa. Beliau juga dikenal sebagai cendekiawan ulung terutama di bidang ilmu agama, seperti Qur’an, hadits, fiqih, kalam, dan, tentu saja, tasawuf. Walau amat terkenal, namun tidak banyak yang diketahui tentang ulama tersohor ini. Beliau lahir di Sambas, Kalimantan Barat, pada tahun 1805 M (1217 H). Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar, beliau pergi ke Mekah pada umur 19 tahun untuk memperdalam ilmu, dan beliau menetap di sana hingga akhir hayatnya, yakni saat beliau wafat pada 1872 M (1289 H). Di antara para gurunya adalah Syekh Daud ibn Abd Allah ibn Idris al-Fatani, seorang alim besar dan mursyid tarekat Syattariyah. Syekh al-Fatani inilah yang memperkenalkan Syekh Ahmad Khatib kepada Syekh Syams al-Din, seorang mursyid dari Tarekat Qadiriyyah. Peristiwa agak aneh dan menimbulkan tanda tanya, yakni mengapa Syekh Ahmad Khatib Sambas tidak ikut pada tarekat guru pertamanya itu, padahal pada waktu itu Tarekat Syattariyyah bisa dikatakan cukup dominan dalam penyebarannya hingga akhir abad 19.

Kamis, 19 April 2012

KH. ZEZEN ZAENAL ABIDIN BAZUL ASYHAB

 
 (Masjid Nurul Ulum Kampus IAILM Suryalaya - Maret 2009)
Sebenarnya gema dzikrulloh berthorekat itu bukan barang baru tetapi barang lama yang terpendam sengaja dihalang-halangi, diganjal oleh musuh islam. Tetapi untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya akan lebih mudah apabila dihalanginya oleh para ulama, maka dari itu lisan ulama banyak diperalat untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya. Di dalam bidang apapun yang baik itu yang ahli, kalau membuat bangunan oleh tukang yang bukan ahli dalam bidang bangunan maka tidak akan benar berdirinya bangunan itu. Begitu juga dengan dzikir, dengan izin Alloh sekarang ini sudah mulai bergema kembali di seluruh penjuru dunia. Alhamdulillah kita yang sedang belajar dzikir mudah-mudahan oleh Alloh dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang ahli dzikir, ahli mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH. Ruh Syahadat Salah satu kekeliruan umat Islam di dunia, di Indonesia adalah menganggap rukun islam itu barang rendahan bukan ilmu yang tingkat tinggi, yang disebut ilmu yang tinggi kalau sudah belajar ngaji ushul fiqih, belajar sains, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Selasa, 17 April 2012

THE MAGICAL POWER OF REPITION

 KH. Drs. Wahfiudin, MBA
 Diantara ucapan Syekh Nazim Haqqani, sewaktu beliau datang ke Suryalaya beberapa tahun yang lalu dan duduk disebelah kanan Pangersa Abah Anom adalah : "Kalian boleh sekolah setinggi-tingginya dan memasuki universitas yang ternama di manapun. Tetapi yang namanya ilmu itu bagaikan batang-batang lilin. Setinggi-tingginya ilmu yang kalian raih, hanya seperti batang-batang lilin. Tetapi batang lilin, meskipun setinggi atau sebesar pohon kelapa, tidak akan bermanfaat kalau tidak yang menyulutkan api kepada lilin itu, tidak ada yang menyulutkan cahaya kepada lilin itu. Dan salah satu orang yang bisa menyulutkan cahaya, menyulutkan api kepada batang lilin itu adalah orang yang berada disebelah kanan saya (Abah Anom). Beliau yang berada di sebelah kanan saya, terlihat menunduk seperti tidur padahal tidak, justru apa yang saya sampaikan adalah apa yang ada dalam hatinya. Saya hanya menyampaikan apa yang hendak beliau sampaikan melalui qolbunya. Syekh Nazim melanjutkan : "Inilah salah satu orang besar yang ada di dunia Timur. Selagi Beliau masih ada jangan ditinggalkan". Itulah pesan Syekh Nazim. Seperti kita lihat, secara fisik lahiriyah, Pangersa Abah sudah lemah. Oleh karena itu, kita yang mengaku sebagai muridnya, perlu bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita lakukan untuk Beliau. Abah berjuang siang dan malam, bahkan disaat kita tidak menyadarinya. Mari kita sama-sama rapatkan barisan seperti pesan Abah Sepuh dalam TANBIH, ulah aya kabengkahan jeung sadayana, jangan ada perpecahan diantaran kita.

Sabtu, 14 April 2012

KHIDMAT ILMIAH MANAQIB BULAN RABIUL AWWAL 1433 H

Oleh : K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab
(Sabtu, 11 Rabiul Awwal 1433 H / 4 Pebruari 2012 M)

“Muhammadun sayyidul kaunaini wa tsakolaini wal faniyyin qainibin utbiwwamin azamin”.
 “huwa waliyun sahir huwa ‘alimun kabir wanurullahil munir sayyidi syaikh Abdil Qadir”.
Nabi Muhammad adalah pemimpin (kaunain/dua kaun) dunia dan akhirat, (tsakolain/ dua tsakol) dua beban yaitu jin dan manusia, wal farighoin (dua kelompok besar / arab dan luar arab). Dia adalah wali Allah yang termasyhur, terkenal karena ilmunya tinggi, ibadahnya sempurna. Kiprahnya bermanfaat bagi semua alam, bagi manusia dan luar manusia di seluruh dunia. Dia ‘alim yang besar. Alquran 30 juz beliau fahami di 4 (empat) dimensi. Pertama Dimensi mulkiyah (kalau seperti buah kelapa, kulit hijaunya). Sekarang yang lebih banyak beredar didunia ilmu alquran adalah ilmu dimensi mulkiyah, terus menerus disebarkan bahkan diperdagangkan. Dimensi kedua ; dimensi malakutiyah (lapis tapasnya), dimensi ketiga ; dimensi jabarutiyah,ayatnya itu juga, (bismillah, fatihah) suratnya itu juga tapi pendalamannya berbeda-beda, contoh : “ihdinashirootol mustaqiim”, tunjukanlah kami ke jalan agama yang benar. “Shirootolladziina an ‘amta ‘alaihim”, ialah jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat yaitu para Nabi, para Rasul, para wali, syuhada dan sholihin. “ghoiril maghdhuubi ‘alaihim”, bukan jalannya (agamanya) orang-orang yang Engkau benci/yang dibenci oleh Engkau, Yaa Allah. Tafsir biasa, puluhan tafsir quran saya baca.

Jumat, 06 April 2012

SARI AS-SAQATHI

 Orang-orang mengatakan bahwa Sari As-Saqathi yang nama lengkapnya adalah Abul Hasan Sari bin al-Mughallis as-Saqathi adalah murid Ma’ruf al-Karkhi dan paman Junaid al-Baghdadi. Beliau adalah seorang tokoh sufi yang terkemuka di Baghdad dan pernah mendapat tantangan dari Ahmad bin Hambali. Mula-mula ia mencari nafkah dengan berdagang barang-barang bekas dan ia meninggal pada tahun 253 H/867 M dalam usia 98 tahun. KEHIDUPAN SARI AS-SAQATHI Sarri as-Saqathi adalah orang yang pertama sekali mengajarkan kebenaran mistik dan ”peleburan”(fana) sufi di kota Baghdad. Kebanyakan syeikh-syeikh sufi di negeri Iraq adalah murid-murid Sari as-Saqathi. la adalah paman Junaid dan murid Ma’ruf al-Karkhi. Ia juga pernah bertemu dengan Habib ar-Ra’i. Pada mulanya Sari tinggal di kota Baghdad di mana ia mempunyai sebuah toko. Setiap hari apabila hendak shalat, digantungkannya sebuah tirai di depan pintu tokonya. Pada suatu hari datanglah seseorang dari gunung Lukam mengunjunginya. Dengan menyibakkan tirai itu ia mengucapkan salam kepada Sari dan berkata: “Syeikh dari gunung Lukam mengirim salam kepadamu”. Sari menyahut; “Si syeikh hidup menyepi di atas gunung dan oleh karena itu segala jerih payahnya tidak bermanfaat. Seorang manusia harus dapat hidup di tengah keramaian dan mengkhusyukkan diri kepada Allah sehingga kita tidak pernah lupa kepada-Nya walau sesaat pun”.