Media Informasi dan Komunikasi Pengamal Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya ,Tasikmalaya Jawa Barat.
Sekretariat: Majlis Dzikir Musholla Al Mubarok,Kavling Serpong Rt02/04,Serpong Tangerang Selatan, Banten

Kamis, 26 April 2012

Riwayat Hidup Syaikh Tolhah Bin Tolabuddin

Lahir di Desa Trusmi, Weru, Cirebon sekitar tahun 1825. Ayahnya bernama KH Tolabuddin, putra dari KH Radpuddin keturunan Pangeran Trusmi putera Sunan Gunung Jati. Pendidikan agamanya dimulai dari Pesantren Rancang milik ayahnya, kemudian melanjutkan ke Pesantren Ciwaringin - Cirebon, kemudian melanjutkan ke Pesantren Lirboyo di Ponorogo -jawa Timur. Melanjutkan pendidikannya di Gresik, kemudian membantu mengajar di Rancang, dan kemudian menunaikan ibadah haji di Mekah dan menjadi mukimin (bermukim) di Mekah. Di sana mempelajari Ilmu Tasawuf dan Tarekat dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas Ibn Abdul Ghafar khusus tentang TQN hingga mencapai kedudukan wakil Talqin dan membantu Syaikh Ahmad Khatib Sambas beberapa tahun lamanya. Pada tahun 1873 kembali dari Mekah dan

Sabtu, 21 April 2012

Syaikhuna Ahmad Khatib Sambas

Mbah Kanyut
 Salah seorang ulama Indonesia paling berpengaruh sepanjang abad 19, yang juga pendiri tarekat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah (TQN) yang tersebar luas di Nusantara, terutama di Jawa. Beliau juga dikenal sebagai cendekiawan ulung terutama di bidang ilmu agama, seperti Qur’an, hadits, fiqih, kalam, dan, tentu saja, tasawuf. Walau amat terkenal, namun tidak banyak yang diketahui tentang ulama tersohor ini. Beliau lahir di Sambas, Kalimantan Barat, pada tahun 1805 M (1217 H). Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar, beliau pergi ke Mekah pada umur 19 tahun untuk memperdalam ilmu, dan beliau menetap di sana hingga akhir hayatnya, yakni saat beliau wafat pada 1872 M (1289 H). Di antara para gurunya adalah Syekh Daud ibn Abd Allah ibn Idris al-Fatani, seorang alim besar dan mursyid tarekat Syattariyah. Syekh al-Fatani inilah yang memperkenalkan Syekh Ahmad Khatib kepada Syekh Syams al-Din, seorang mursyid dari Tarekat Qadiriyyah. Peristiwa agak aneh dan menimbulkan tanda tanya, yakni mengapa Syekh Ahmad Khatib Sambas tidak ikut pada tarekat guru pertamanya itu, padahal pada waktu itu Tarekat Syattariyyah bisa dikatakan cukup dominan dalam penyebarannya hingga akhir abad 19.

Kamis, 19 April 2012

KH. ZEZEN ZAENAL ABIDIN BAZUL ASYHAB

 
 (Masjid Nurul Ulum Kampus IAILM Suryalaya - Maret 2009)
Sebenarnya gema dzikrulloh berthorekat itu bukan barang baru tetapi barang lama yang terpendam sengaja dihalang-halangi, diganjal oleh musuh islam. Tetapi untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya akan lebih mudah apabila dihalanginya oleh para ulama, maka dari itu lisan ulama banyak diperalat untuk menghalangi umat Islam dari dzikir yang sebenarnya. Di dalam bidang apapun yang baik itu yang ahli, kalau membuat bangunan oleh tukang yang bukan ahli dalam bidang bangunan maka tidak akan benar berdirinya bangunan itu. Begitu juga dengan dzikir, dengan izin Alloh sekarang ini sudah mulai bergema kembali di seluruh penjuru dunia. Alhamdulillah kita yang sedang belajar dzikir mudah-mudahan oleh Alloh dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang ahli dzikir, ahli mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH. Ruh Syahadat Salah satu kekeliruan umat Islam di dunia, di Indonesia adalah menganggap rukun islam itu barang rendahan bukan ilmu yang tingkat tinggi, yang disebut ilmu yang tinggi kalau sudah belajar ngaji ushul fiqih, belajar sains, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Selasa, 17 April 2012

THE MAGICAL POWER OF REPITION

 KH. Drs. Wahfiudin, MBA
 Diantara ucapan Syekh Nazim Haqqani, sewaktu beliau datang ke Suryalaya beberapa tahun yang lalu dan duduk disebelah kanan Pangersa Abah Anom adalah : "Kalian boleh sekolah setinggi-tingginya dan memasuki universitas yang ternama di manapun. Tetapi yang namanya ilmu itu bagaikan batang-batang lilin. Setinggi-tingginya ilmu yang kalian raih, hanya seperti batang-batang lilin. Tetapi batang lilin, meskipun setinggi atau sebesar pohon kelapa, tidak akan bermanfaat kalau tidak yang menyulutkan api kepada lilin itu, tidak ada yang menyulutkan cahaya kepada lilin itu. Dan salah satu orang yang bisa menyulutkan cahaya, menyulutkan api kepada batang lilin itu adalah orang yang berada disebelah kanan saya (Abah Anom). Beliau yang berada di sebelah kanan saya, terlihat menunduk seperti tidur padahal tidak, justru apa yang saya sampaikan adalah apa yang ada dalam hatinya. Saya hanya menyampaikan apa yang hendak beliau sampaikan melalui qolbunya. Syekh Nazim melanjutkan : "Inilah salah satu orang besar yang ada di dunia Timur. Selagi Beliau masih ada jangan ditinggalkan". Itulah pesan Syekh Nazim. Seperti kita lihat, secara fisik lahiriyah, Pangersa Abah sudah lemah. Oleh karena itu, kita yang mengaku sebagai muridnya, perlu bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita lakukan untuk Beliau. Abah berjuang siang dan malam, bahkan disaat kita tidak menyadarinya. Mari kita sama-sama rapatkan barisan seperti pesan Abah Sepuh dalam TANBIH, ulah aya kabengkahan jeung sadayana, jangan ada perpecahan diantaran kita.

Sabtu, 14 April 2012

KHIDMAT ILMIAH MANAQIB BULAN RABIUL AWWAL 1433 H

Oleh : K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab
(Sabtu, 11 Rabiul Awwal 1433 H / 4 Pebruari 2012 M)

“Muhammadun sayyidul kaunaini wa tsakolaini wal faniyyin qainibin utbiwwamin azamin”.
 “huwa waliyun sahir huwa ‘alimun kabir wanurullahil munir sayyidi syaikh Abdil Qadir”.
Nabi Muhammad adalah pemimpin (kaunain/dua kaun) dunia dan akhirat, (tsakolain/ dua tsakol) dua beban yaitu jin dan manusia, wal farighoin (dua kelompok besar / arab dan luar arab). Dia adalah wali Allah yang termasyhur, terkenal karena ilmunya tinggi, ibadahnya sempurna. Kiprahnya bermanfaat bagi semua alam, bagi manusia dan luar manusia di seluruh dunia. Dia ‘alim yang besar. Alquran 30 juz beliau fahami di 4 (empat) dimensi. Pertama Dimensi mulkiyah (kalau seperti buah kelapa, kulit hijaunya). Sekarang yang lebih banyak beredar didunia ilmu alquran adalah ilmu dimensi mulkiyah, terus menerus disebarkan bahkan diperdagangkan. Dimensi kedua ; dimensi malakutiyah (lapis tapasnya), dimensi ketiga ; dimensi jabarutiyah,ayatnya itu juga, (bismillah, fatihah) suratnya itu juga tapi pendalamannya berbeda-beda, contoh : “ihdinashirootol mustaqiim”, tunjukanlah kami ke jalan agama yang benar. “Shirootolladziina an ‘amta ‘alaihim”, ialah jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat yaitu para Nabi, para Rasul, para wali, syuhada dan sholihin. “ghoiril maghdhuubi ‘alaihim”, bukan jalannya (agamanya) orang-orang yang Engkau benci/yang dibenci oleh Engkau, Yaa Allah. Tafsir biasa, puluhan tafsir quran saya baca.

Jumat, 06 April 2012

SARI AS-SAQATHI

 Orang-orang mengatakan bahwa Sari As-Saqathi yang nama lengkapnya adalah Abul Hasan Sari bin al-Mughallis as-Saqathi adalah murid Ma’ruf al-Karkhi dan paman Junaid al-Baghdadi. Beliau adalah seorang tokoh sufi yang terkemuka di Baghdad dan pernah mendapat tantangan dari Ahmad bin Hambali. Mula-mula ia mencari nafkah dengan berdagang barang-barang bekas dan ia meninggal pada tahun 253 H/867 M dalam usia 98 tahun. KEHIDUPAN SARI AS-SAQATHI Sarri as-Saqathi adalah orang yang pertama sekali mengajarkan kebenaran mistik dan ”peleburan”(fana) sufi di kota Baghdad. Kebanyakan syeikh-syeikh sufi di negeri Iraq adalah murid-murid Sari as-Saqathi. la adalah paman Junaid dan murid Ma’ruf al-Karkhi. Ia juga pernah bertemu dengan Habib ar-Ra’i. Pada mulanya Sari tinggal di kota Baghdad di mana ia mempunyai sebuah toko. Setiap hari apabila hendak shalat, digantungkannya sebuah tirai di depan pintu tokonya. Pada suatu hari datanglah seseorang dari gunung Lukam mengunjunginya. Dengan menyibakkan tirai itu ia mengucapkan salam kepada Sari dan berkata: “Syeikh dari gunung Lukam mengirim salam kepadamu”. Sari menyahut; “Si syeikh hidup menyepi di atas gunung dan oleh karena itu segala jerih payahnya tidak bermanfaat. Seorang manusia harus dapat hidup di tengah keramaian dan mengkhusyukkan diri kepada Allah sehingga kita tidak pernah lupa kepada-Nya walau sesaat pun”.