Media Informasi dan Komunikasi Pengamal Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya ,Tasikmalaya Jawa Barat.
Sekretariat: Majlis Dzikir Musholla Al Mubarok,Kavling Serpong Rt02/04,Serpong Tangerang Selatan, Banten

Kamis, 23 Januari 2014

KH Muslih Abdurrahman Mranggen


Bagi kaum thariqah di Indonesia, khususnya pengikut Thariqah Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), nama KH Muslih Abdurrahman Mranggen tentu sudah sangat masyhur. Keberadaannya sebagai salah seorang mursyid TQN, yang sekaligus aktif dalam mengembangkan dan membesarkan Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyah (Jatman) hingga akhir hayat pada tahun 1981, membuat muridnya menyebut Kiai Muslih sebagai Abul Masyayekh dan Syeikhul Mursyidin.
Tak hanya itu, Kiai Muslih berjasa pula dalam mengusir penjajah Belanda dan Jepang, baik sebagai anggota laskar Hizbullah yang berlatih kemiliteran bersama Syeikh KH Abdulloh Abbas Buntet Cirebon dalam satu regu di Bekasi Jawa Barat, maupun ketika bergabung dengan komando pasukan Sabilillah yang beranggotakan para kiai/ulama di wilayah Demak selatan atau front Semarang wilayah Tenggara.
Kiai Muslih dilahirkan di Suburan Mranggen Demak, pada tahun 1908, dari pasangan Syekh KH Muslih bin Syeikh KH Abdurrohman dan Hj. Shofiyyah. Dari jalur ayah, silsilah kiai Muslih sampai kepada Syeikh Al-Jali atau Syeikh Al-Khowaji yang berasal dari Baghdad keturunan Sayyidina Abbas r.a, paman Nabi Muhammad saw. Sedangkan ibunya masih keturunan dari Sunan Ampel.

Kamis, 09 Januari 2014

AJARAN KESEPULUH

Sesungguhnya tidak ada yang lain selain Allah dan diri kamu sendiri. Diri manusia itu bertentangan dengan Tuhan. Segala sesuatu itu tunduk kepada Allah dan diri manusia itupun adalah kepunyaan Allah. Pada diri manusia timbul angan-angan dan hawa nafsu. Oleh karena itu, jika kamu masuk ke yang haq dan melawan diri kamu sendiri, maka kamu telah masuk ke pihak Allah dan melawan diri kamu sendiri.Allah berfirman kepada Nabi Daus as, "Hai Daud, kepada-Ku-lah kamu kembali.Oleh karena itu, berpegang teguhlah kamu kepada-Ku. Sesungguhnya perbudakan yang sejati adalah melawan diri kamu sendiri karena Aku ". Karena itulah penghambaan kamu dan kedekatan kepada Allah menjadi kenyataan yang sungguh-sungguh. Karena itulah kamu mencapai kesucian dan kebahagiaan. Dan karena itulah kamu akan dimuliakan dan segalanya akan menjadi hamba kamu dan takut kepadamu, lantaran semuanya tunduk kepada Allah. Sebab, Dia-lah Pencipta dan tempat asal mereka, dan mereka telah menyatakan kehambaan mereka kepada Allah. Allah berfirman, "Seluruhnya memuji Allah, tetapi kamu tidak mengetahui pujian mereka". Ini berarti segala yang ada di dalam alam ini sadar akan adanya Allah dan patuh kepada-Nya.
Allah SWT berfirman, "Kemudian Dia berkata kepadanya dan kepada dunia, Kemarilah kamu
berdua dengan rela ataupun tidak ". Mereka berkata, "Kami datang dengan rela".
Oleh karena itu, segala penghambaan adalah melawan dirimu sendiri dan hawa nafsumu. Allah
berfirman, "Janganlah kamu menuruti hawa nafsumu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah". Selanjutnya Allah berfirman, "Jauhkanlah kehendak hawa nafsumu, karena tidak ada yang melawan-Ku dan kerajaan-Ku melainkan hawa nafsu manusia".