Media Informasi dan Komunikasi Pengamal Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya ,Tasikmalaya Jawa Barat.
Sekretariat: Majlis Dzikir Musholla Al Mubarok,Kavling Serpong Rt02/04,Serpong Tangerang Selatan, Banten
Sekretariat: Majlis Dzikir Musholla Al Mubarok,Kavling Serpong Rt02/04,Serpong Tangerang Selatan, Banten
Sabtu, 26 Oktober 2013
Syeikh Abdul Qadir
Al-Jilany –
19 Ramadhan, tahun
545, H. di Pesantrennya
Anak-anak
sekalian, aku melihat aktivitasmu bukanlah upaya untuk muroqobah kepada Allah
Azza wa-Jalla, yang senantiasa takut kepadaNya, tetapi lebih merupakan hubungan
kaum jahat dan kehancuran, hubungan yang memisahkan diri dari para wali dan
para sufi. Hatimu kosong dari Allah Azza wa-Jalla, dan anda penuhi dengan
kesenangan dunia, pendukungnya dan benteng-bentengnya. Ingatlah bahwa
rasa takut kepada Allah Azza wa-Jalla itu merupakan muatan yang menjaga hati
dan menerangi qalbu, penjelas dan penafsir. Bila anda terus demikian, maka anda
telah berpijak pada keselamatan dunia dan akhirat. Bila anda ingat mati, akan
sedikit sekali rasa senangmu pada dunia, dan anda lebih banyak menghindari
dunia. Siapa yang akhirnya adalah maut, bagaimana bisa gembira dengan suatu
hal?
Nabi Saw
bersabda: “Setiap pejalan selalu ada tujuan, sedangkan tujuan setiap yang
hidup adalah mati.” (Takhrij Ibnu Mubarak).
Akhir setiap
kegelisahan, kegembiraan, kekayaan, kefakiran, kesulitan, kemudahan, sakit dan
lapar, adalah mati. Siapa yang mati, maka tegaklah kiamatnya, yang jauh menjadi
sangat dekat dalam haknya. Semua yang ada pada dirimu sangat membingungkan.
Menyingkirlah dari apa yang ada padamu itu dengan segenap hati, batin, dan
rahasia batinmu.
Sabtu, 12 Oktober 2013
AJARAN KEDELAPAN
Ketika kamu berada pada suatu keadaan tertentu, janganlah
kamu meminta suatu keadaan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Ketika
kamu berada di pintu istana, janganlah kamu masuk sebelum kamu disuruh
masuk. Janganlah kamu menganggap cukup dengan izin masuk itu saja, karena
bisa jadi itu adalah suatu dalih atau tipuan dari raja itu. Kamu harus
bersabar, sampai kamu dipaksam masuk ke dalam istana itu atas perintah raja itu
sendiri. Karena, dengan demikian kamu tidak akan dimintai
pertanggungjawaban tentang perbuatan kamu masuk ke dalam istana itu. Jika
kamu masih dihukum juga, maka hal itu adalah lantaran kamu bersalah, serakah,
tidak sabar, tidak sopan dan akan menikmati kepuasan kondisi hidup yang sedang
kamu hadapi itu. Jika kamu dipaksa masuk dan kamupun masuk, maka hendaklah
kamu memasukinya dengan penuh sopan santun, penuh hormat dan memperhatikan apa
yang diperintahkan kepadamu, tanpa meminta kenikan taraf hidup. Allah
berfirman kepada Rasul-Nya, "Dan janganlah pandanganmu dipengaruhi oleh
apa yang kami karuniakan kepadasegolongan manusia dari kemegahan hidup di dunia
ini, karena Kami menguji mereka dengan itu. Adalah rizki yang diberikan
oleh Tuhanmu itu lebih baik dan lebih kekal ".
Kamis, 03 Oktober 2013
Para Wali
Allah Saling mengenal di alam ruhani
Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul 'Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman bahkan beliaupun menyebutkan Qoddasallahu Sirrohu bukan Rodliyallohu 'anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Syekh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan Pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu. Mereka yang memperjalankan diri kepada Allah Azza wa Jalla akan saling mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu. Rasulullah adalah manusia yang paling utama, paling mulia, paling dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Dia termasuk salah satu manusia yang telah kasyaf. Kasyaf terbukanya hijab atau tabir pemisah antara hamba dan Tuhan. Allah membukakan tabir bagi kekasih-Nya untuk melihat, mendengar, merasakan, dan mengetahui hal-hal ghaib. Mereka yang kasyaf dapat mengetahui atau mengenal siapa-siapa yang melakukan "perjalanan" ke Sang Kekasih, Allah Azza wa Jalla. Inilah yang dikiaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan perkataannya yang artinya "aku mendengar derap sandalmu di dalam surga".Bilal ra memperjalankan dirinya kepada Allah ta'ala dengan amal kebaikan berupa selalu menjaga wudhunya dan menjalankan sholat selain sholat yang telah diwajibkannya. Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam pernah bertanya kepada Bilal ketika shalat Shubuh: "Hai Bilal, katakanlah Kepadaku apakah amalanmu yang paling besar pahalanya yang pernah kamu kerjakan dalam Islam, karena tadi malam aku mendengar derap sandalmu di dalam surga?'Bilal menjawab;' Ya Rasulullah, sungguh saya tidak mengerjakan amal perbuatan yang paling besar pahalanya dalam Islam selain saya bersuci dengan sempurna, baik itu pada waktu malam atau siang hari. lalu dengannya saya mengerjakan shalat selain shalat yang telah diwajibkan Allah kepada saya. "(HR Muslim 4497)
Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul 'Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman bahkan beliaupun menyebutkan Qoddasallahu Sirrohu bukan Rodliyallohu 'anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Syekh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan Pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu. Mereka yang memperjalankan diri kepada Allah Azza wa Jalla akan saling mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu. Rasulullah adalah manusia yang paling utama, paling mulia, paling dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Dia termasuk salah satu manusia yang telah kasyaf. Kasyaf terbukanya hijab atau tabir pemisah antara hamba dan Tuhan. Allah membukakan tabir bagi kekasih-Nya untuk melihat, mendengar, merasakan, dan mengetahui hal-hal ghaib. Mereka yang kasyaf dapat mengetahui atau mengenal siapa-siapa yang melakukan "perjalanan" ke Sang Kekasih, Allah Azza wa Jalla. Inilah yang dikiaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan perkataannya yang artinya "aku mendengar derap sandalmu di dalam surga".Bilal ra memperjalankan dirinya kepada Allah ta'ala dengan amal kebaikan berupa selalu menjaga wudhunya dan menjalankan sholat selain sholat yang telah diwajibkannya. Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam pernah bertanya kepada Bilal ketika shalat Shubuh: "Hai Bilal, katakanlah Kepadaku apakah amalanmu yang paling besar pahalanya yang pernah kamu kerjakan dalam Islam, karena tadi malam aku mendengar derap sandalmu di dalam surga?'Bilal menjawab;' Ya Rasulullah, sungguh saya tidak mengerjakan amal perbuatan yang paling besar pahalanya dalam Islam selain saya bersuci dengan sempurna, baik itu pada waktu malam atau siang hari. lalu dengannya saya mengerjakan shalat selain shalat yang telah diwajibkan Allah kepada saya. "(HR Muslim 4497)
Langganan:
Postingan (Atom)