Tafsir Al Hikam
Oleh Gus Mus
(K.H.Mustofa Bisri)
Marilah kita mulai dengan bersama-sama membaca
Bismillahirrahmaanirrahiim!
من علامة الاعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل
Min ‘alaamatil i’timaadi ‘alal ‘amali
Nuqshaanur rajaa-i ‘inda wujuudiz zalal
Min ‘alaamatil i’timaadi ‘alal ‘amali
Nuqshaanur rajaa-i ‘inda wujuudiz zalal
Termasuk tanda pengandalan pada amal
ialah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan
ialah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan
Kita dituntut beramal, namun untuk keselamatan dan
kebahagiaan abadi kita, kita tidak boleh mengandalkan amal kita. Bahkan
Rasulullah SAW sendiri ketika ditanya apakah seorang mukmin dapat masuk sorga
dengan mengandalkan amal-ibadahnya, beliau menjawab tegas: “Tidak”. Bahkan
beliau juga menegaskan “Walaa anaa illa an yataghammadaniyaLlahu birahmatiHi
wamaghfiratiHi” (Tidak juga aku, kecuali Allah melimpahiku dengan rahmat dan
ampunanNya).
Bagi kalangan sufi, mengandalkan amal merupakan sikap angkuh
yang tidak bisa dimengerti. Pertama, karena hamba yang beramal tidak tahu pasti
apakah amalnya diterima atau tidak oleh Allah; kedua, karena ia bisa beramal
semata-mata karena Allah. Lagi pula biasanya orang yang mengandalkan amalnya,
akan merasa puas diri dan mengecilkan sesamanya yang dipandangnya tidak atau
kurang beramal seperti dia.
Nah, apakah kita termasuk orang yang mengandalkan amal kita
ataukah kita termasuk hamba yang tahu diri dan hanya mengandalkan Allah, syeikh
Ibn ‘Athaillah memberi petunjuk mengenai tanda-tanda orang yang mengandalkan
amalnya yakni antara lain: berkurangnya harapan (istilah tasawufnya: rajaa)
orang yang beramal itu ketika dia berbuat kesalahan. Rajaa, berharap
kasihsayang dan fadhal Allah merupakan imbangan dari khauf, cemas atau khawatir
akan hukuman dan murka Allah. Seorang hamba Allah, bagaimana pun keadaannya
tidak boleh kehilangan rajaa. Karena kehilangan rajaa sama dengan berburuk
sangka terhadap Allah. Para ‘aarifiin, mereka yang makrifat kepada Allah, tidak
pernah kehilangan rajaa; karena mereka tidak mengandalkan –bahkan tidak
melihat—kepada amal mereka.
Sumber: http://bayumariachi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar