AJARAN KETUJUH
Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya
kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada
perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, agar nafsu badaniahmu
tidak memasuki hatimu setelah ia keluar.Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah
dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam
keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Oleh karena itu,
janganlah meminta sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kehendakmu
yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah kehendak nafsu
badaniah. Jika persyaratan ini kamu turuti, maka ia akan merusak dirimu
dan menjauhkanmu dari Allah. Patuhilah perintah Allah, jauhilah
larangan-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu
menyekutukan-Nya. Dia-lah yang telah membuat nafsu dan
kehendakmu. Oleh karena itu, janganlah kamu berkehendak, berkebutuhan atau
bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu, agar kamu tidak tercebur ke lembah
syirik. Allah berfirman:
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (QS 18:110)
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (QS 18:110)
Syirik itu bukan melulu
menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu
dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena
apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan
hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat
syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga,
baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu
dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu
beroleh keselamatan. Segala posisi dan kebaikan yang kamu peroleh, jangan
kamu katakan bahwa ia datang dari kamu sendiri atau milik kamu yang
sebenarnya. Jika kamu diberi sesuatu atau kenaikan pangkat posisi,
janganlah kamu hebohkan kepada siapapun. Sebab, ia dalam pertukaran
suasana dari hari ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam
aspek-aspek yang senantiasa baru, dan Allah di antara hamba-hamba-Nya dengan hati-hati
mereka. Bisa jadi apa yang dikatakan sebagai milik kamu itu akan
dilepaskan-Nya dari kamu, dan bisa jadi apa yang kamu anggap kekal itu akan
berubah keadaannya. Sehingga, jika hal itu terjadi kamu akan merasa malu
kepada mereka yang kamu hebohkan itu. Maka, lebih baik kamu berdiam diri,
simpan pemberian itu di dalam pengetahuan kamu saja dan tidak usah kamu
sampaikan kepada siapapun. Jika kamu miliki sesuatu, ketahuilah bahwa itu
adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan mohonlah kepada-Nya supaya
Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu. Jika sesuatu itu lepas darimu,
maka Dia akan menambah ilmumu, kesadaranmu dan kewaspadaanmu. Allah
berfirman:"Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding
dengannya.Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu? "(QS 2:106) Oleh karena itu, janganlah kamu mengira
bahwa Allah tidak berkuasa atas segala sesuatu, janganlah kamu menduga bahwa
ketentuan dan peraturan-Nya memiliki kekurangan dan janganlah kamu merasa ragu
akan janji-Nya.Contohlah Nabi besar Muhammad SAW, ayat-ayat yang diwahyukan
kepadanya dipraktekkan, dibaca di dalam masjid, ditulis di dalam buku, diambil
dan ditukar dengan yang lainnya, dan perhatian Nabi diarahkan kepada
wahyu-wahyu yang baru diterimanya yang menggantikan ayat-ayat yang telah lama
. Ini terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir. Berkenaan
dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi spiritual yang didapatnya
dari Tuhan, beliau senantiasa berkata bahwa hatinya selalu diliputi, dan beliau
memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam satu
hari. Juga diceritakan bahwa sebanyak seratus kali dalam sehari Nabi dibawa
dari satu kondisi ke kondisi lainnya yang dengan itu ia dibawa menuju tingkat
yang paling dekat kepada Allah. Dia mengembara ke alam yang maha tinggi
sambil diselubungi oleh 'nur', dari satu tingkat ke tingkat lainnya yang lebih
tinggi. Setiap beliau naik satu tingkat, maka tingkat yang di bawahnya itu
tampak gelap jika dibandingkan dengan tingkat atas itu. Semakin tinggi ia
naik, semakin bersinarlah nur Allah meliputi hati sanubarinya.Beliau senantiasa
menerima pengarahan agar memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena
sebaik-baiknya hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan
dan perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya. Ini
dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa kita ini memiliki dosa dan kesalahan
yang keduanya ada pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh aspek kehidupannya,
sebagai ahli waris Adam as, bapak seluruh manusia dan hamba pilihan
Allah. Sementara kelalaian terhadap perintah Allah telah mengaburkan
cahaya spiritual Adam dan beliaupun menampakkan keinginannya untuk tetap hidup
di surga berada di samping Tuhan, dan Tuhanpun berkehendak mengantarkan
malaikat Jibril kepada beliau, maka ketika itulah kehendak diri (ego) beliau
nampak, kehendak Adam bercampur dengan kehendak Allah . Oleh karena itu,
kehendak beliau dihancurkan, kondisi pertama itu dihilangkan, kedekatan kepada
Tuhan di masa itu dihilangkan, cahaya keimanan yang bersinar terang itu berubah
menjadi pudar dan kesucian rohani ia telah menjadi sedikit kotor. Kemudian
Allah akan memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan dia akan dosa dan
kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya serta
meminta ampun kepada Allah. Adam as berkata, "Wahai Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri. Jika
Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu kami
termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi ". Kemudian datanglah
petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertobat, pengetahuan tentang hakekat
akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam peristiwa inipun
tersingkaplah. Dengan kasih saying-Nya, Allah menyuruh mereka supaya
tobat. Setelah itu, kehendak yang muncul dari Adam diganti dan kondisinya
yang semulapun dirubah, maka diberikanlah kepadanya jabatan "Wilayah"
yang lebih tinggi serta diberi posisi di dalam dunia ini dan di akhirat
kelak. Maka jadilah dunia ini sebagai tempat tinggalnya dan tempat
keturunannya, dan akhirat kelak adalah tempat kembalinya yang kekal
abadi. Jadikanlah Nabi besar Muhammad SAW; seorang Rasul dan kekasih
Allah, hamba-Nya yang pilihan itu; dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan
hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan tauladan. Contohlah mereka berdua
di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun
kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa.Dan
contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia
adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya. Sumber ::
http://www.scribd.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar